Pertemuan Singkat

     

Foto: Pexels.com/Lisa Fotios.

        Deru angkutan umum terdengar tak bersahabat, sesekali aku menghela napas ketika belum juga melihat kedatangan si biru yang sering mengantarkanku sampai ke rumah. Rasanya, kalau saja aku memiliki kendaraan pribadi sudah dipastikan aku tidak akan menunggu setia seperti ini di trotoar jalan.

        "Ekhem," suara deheman asing kini menyambar indera pendengaranku, untuk kali pertama aku melihat sosok pria berpakaian kemeja hitam, lengan panjang yang dilipat, serta celana bahan hitam. 

        Ya, abai saja dengan orang asing yang mungkin suka menggoda anak SMA sepertiku di jalan, pikirku.

        "Di jalan sendirian, biasanya punya banyak waktu luang," tukas pria itu kembali tanpa menoleh, apakah dia sedang berbicara denganku sekarang? tanyaku dalam hati. 

        "Aku tahu, kamu pasti sedang bertanya kepada dirimu sendiri. Apa aku sedang mengajakmu berbicara sekarang."

DEG!

            Aku setengah terkejut mendengar perkataan pria asing di sampingku ini, tanpa sadar kami saling bertatapan dan aku langsung mengalihkan padanganku darinya. Entah, baru bertemu sudah sangat tak sopan seperti ini mengajak berbicara tapi antara sedang menggoda.

        "Aku tidak ada waktu mengobrol dengan orang asing," ucapku acuh.

        "Hai gadis kecil, aku tahu kalau kehadiranku mengganggumu. Tapi tolong ingat kalimat yang akan aku ucapkan ya," tukas pria itu seraya memposisikannya menghadap ke arahku.

        Aku terdiam, rasanya agak canggung ketika mendapati sosok pria asing itu berdiri lebih dekat denganku sekarang.

        Aku masih diam. Pria itu tersenyum singkat, sebelum mengatakan sesuatu.

        "Selagi menunggu, mendengarkan musik akan mebuat suasana hati kamu nyaman, lain kali pergi bersama teman akan lebih baik dibanding menunggu seorang diri seperti ini. Aku pamit pergi, maaf telah mengganggu waktumu gadis kecil," ucap pria asing itu seraya memberikan sebuah kotak kecil berwarna pastel, dan kebetulan warna itu adalah warna favoritku.

        "Eh, Kak. Mas," ucapku terkejut, ketika pria itu langsung menarik tanganku agar kotak kecil itu bisa berada digenggamanku. 

        "Earphone?" 

        Ternyata kotak berwarna pastel itu adalah sepasang bluetooth earphone, entah apa maksud pria itu memberikan aku ini, aku memandang pria itu adalah pria aneh yang tiba-tiba mengajakku mengobrol lalu memberikan dua barang berharga seperti ini, berakhir dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun untuk kotak pastel yang kini berada di genggamanku. 

Posting Komentar

0 Komentar