Mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025). tirto.id/Rahma Dwi Safitri
(Aspirasi-TulisanTaa) Seru hastag BUBARKANDPR terus mengintai media sosial di bulan pertengahan Agustus 2025, entah siapa dalang di balik seruan tersebut kini aksi yang struktural pun terbentuk dengan menuntut keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dikabarkan 10 warga sipil tewas akibat aksi demo bubarkan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) ini, mereka terdiri dari mahasiswa, warga sipil biasa, sampai driver ojol yang dilindas mobil rantis Brimob.
Teriakan menggebu-gebu dari masyarakat Indonesia untuk meminta pertanggung jawaban atas apa yang telah para tikus-tikus kantor tersebut acapkan di media. Jawaban atau pernyataan-pernyataan mereka menjadi bahan dasar mengapa demo terus berjalan hingga tulisan ini dipublikasikan.
Warga Indonesia hanya meminta 18+7 tuntutan yang harus direalisasikan tanpa adanya omon-omon yang tak ada aksinya. Namun, hingga tulisan ini ditayangkan belum ada kemajuan dari pihak istana atas 18 tuntutan yang setidaknya harus diberikan feedback terakhir pada 5 September 2025.
Demo belum berakhir kawan-kawan, masih ada aksi yang terus dilakukan hingga hari ini. Mereka tidak lelah, tidak diam sampai pada akhirnya suara yang mereka jabarkan bisa dipikirkan baik-baik atau diproses oleh para pejabat yang katanya wakil rakyat itu.
Ahmad Sahroni diturunkan jabatannya dari DPR tingkat III, diturunkan di DPR tingkat I yang mana sepertinya pun tidak cukup puas hanya tindakan itu yang bisa diberlakukan bagi oknum-oknum yang tidak becus bekerja di gedung mewah itu.
Sedikit demi sedikit pun jalan tikus para pejabat terbongkar, para influencer dan tokoh artis diajak ikut berpartisipasi menjadi anggota partai politik dengan iming-iming uang tunai ratusan juta per bulannya, katanya hanya mengikuti apa kata bos, semua akan aman. Itu kah yang namanya wakil rakyat? Mereka bukan mewakili kami sebagai warga sipil, namun hanya melayani yang memberi. Sungguh bejat.
rBaru-baru ini kasus yang cukup memalukan datang dari pihak keamanan siber, mereka ingin menuntut Feri Irwandi yang katanya telah melakukan pelanggaran pidana mencemarkan nama baik di media sosialnya. Sayangnya mereka tak mampu membawanya ke ranah hukum karena sesuai peraturan undang-undang, hanya dapat melaporkan pencemaran atas nama seseorang bukan instansi.
Pelaporan ini terdengar memalukan karena mereka sebagai pihak keamanan, mereka saja belum mampu memberantas total judi online, namun soal pencemaran nama baik yang katanya merujuk pada aparat justru sangat bergerak cepat untuk diusut tuntas. NEGARA INI LAWAK, ESPECIALLY PEJABATNYA.
Indonesia cepat pulih.
Penulis: Dita Mawanda. Editor: Dita Mawanda.
Posting Komentar
0
Komentar
Welcome to My Page!
TulisanTaa is a platform filled with articles, poetry, docs, and vibes straight from this Gen Z writer. Everything here is factual, real, and integrated. Built by a Gen Z who often gets blamed, but in reality, we rise and grow fast. So, maybe you'll be the next one to start your own writing platform!
Hi dude! I'm Dita, but you can call me that. I'm a Generation Z who works in the retail industry in Jakarta. My zodiac sign is Pisces, and my MBTI is INFJ. Nice to meet you, guys!
0 Komentar