![]() |
Sumber: from X @erlanishere |
(Aspirasi-TulisanTaa) - Lagi-lagi pribumi diberontak oleh petinggi yang katanya memiliki pendidikan tinggi itu.
Salah satu pulau di Papua amat cantik dan memesona siapapun yang melihatnya kini dikerus brutal hanya karena perjanjian kerja sama antara perusahaan milik negara, namun dampaknya nan cukup berbahaya bagi warga asli yang tinggal di sana.
Raja Ampat, ya, dia pulau yang menyimpan banyak kekayaan sumber daya alam dengan penjagaan ketat oleh penduduk di sana. Tak hanya warga asli Papua saja, namun para hewan yang lahir di sana pun sangat menyukai pulau subur tersebut. Namun, kini hanyalah setapak tanah lembek dan cokelat tua tak pantas dilihat.
Kata pemerintah, dampaknya tak akan kasat mata. Berbagai cara pun diizinkan untuk menggali nikel di Raja Ampat bahkan sebelumnya, seorang oknum mengatakan perizinan tersebut diberhentikan sementara, SEMENTARA YA KAWAN-KAWAN.
HAHAHA, rasanya lucu juga tinggal di negara yang masih mengutamakan uang dibandingkan sumber daya alam yang akan diwariskan oleh anak dan cucunya kelak.
Sebagian besar warga Indonesia berteriak menyuarakan pentingnya peduli dan lindungi Raja Ampat. Ini bukan masalah FOMO tapi ini adalah kewajiban kita bersama untuk saling peduli dengan lingkungan sekitar kita, yang mana bukan hanya kita yang tinggal di bumi ini, namun para kelompok hewan yang benar-benar membutuhkan tempat tinggal agar bisa hidup dengan aman serta nyaman.
Tulisan ini dibuat bukan hanya sekedar aspirasi semata, namun berharap bisa dipahami dan terbuka oleh situasi buruk yang menimpa warga Papua di sana. Diam bukan berarti tak peduli, tapi kita diam-diam bertindak menyuarakan lewat tulisan ataupun mencuit di sosial media perihal ini.
Menyedihkan bila beberapa tahun ke depan nanti, sebuah musibah datang ke pulau itu yang mana dulunya dimanfaatkan secara terus menerus tanpa henti kekayaan sumber daya alamnya, penebangan pohon, menggundulkan hutan, bahkan mengasingkan hewan-hewan yang tinggal di sana. Kita hanya bisa merasa iba dan menyesal karena bencana ini datang kepada mereka.
Generasi di tahun ini cukup menguras tenaga dan pikiran, kita mau tak mau dituntut harus kritis perihal konflik atau pun berita yang ada setiap harinya. Ya, mau presiden, wakil presiden, dan antek-anteknya penuh dengan kekacauan baik lisan maupun perbuatan.
Kita hanya bisa terus mengedukasi otak dan akal pikiran kita untuk bisa memahami mana yang benar-benar memberi aksi untuk Indonesia Emas atau Indonesia Gelap. Ya, nasib bangsa ini kita yang pegang.
Bijak dalam memberikan aspirasi.
0 Komentar