Si Buntut tanpa Permisi


Pernah merasa tak percaya di saat banyak yang meyakini?

Sebuah pertemanan lama yang kini mungkin akan berubah

Tak mau memikirkan namun terus terngiang

Tak ingin merasa perasaan namun rasa itu terus muncul

 

Dia yang tak pernah absen dari hidup manusia sepertiku

Selalu mengikuti seperti ekor walaupun dari kejauhan

Sikap dan perilaku yang rasanya berbeda seperti dulu

Dia berubah menjadi lebih perhatian

 

Entah, apa ini hanya perasaanku saja atau memang fakta

Selalu aku bangun dinding yang teramat kokoh untuk mencegah

Mencegah rasa sakit yang kemudian hari tak mau aku rasakan

Tidak ingin terlalu dalam sehingga aku berusaha bersikap tak merespon

 

Salah tidak semeseta?

Aku hanya tak mau berharap lebih kepada manusia seperti dia

Aku hanya takut suatu saat nanti di saat aku mulai

Menyinggahkan hatiku di sana, dia malah mengusirku secara perlahan

 

Foto: Pexels.com/Lum3n


Aku tidak yakin dengan banyak manusia yang berasumsi

Bahwa dia sebenarnya memang ada maksud lain lebih dari teman

Tapi logis selalu menang dengan perasaanku sendiri

Mengatakan dengan tegas dia tidak mungkin menyukaiku

 

Namun, hari ini kenapa aku merasa ada yang kurang?

Aku merasa hari-hari kemarin di mana ia selalu mengikutiku

Seperti ekor sudah tidak ada lagi?

Boleh beritahu aku semesta? Kenapa dia?

 

Hari di mana aku tersenyum tanpa henti ketika bersamanya

Sebuah ketikan seperti sang puitis yang mampu 

Membuatku merasa orang yang paling geer sedunia

Dan pulangnya aku yang selalu ia kawal seolah ingin menjagaku dari kejauhan

 

Sebenarnya, mau dia apa sih?

Dia itu seperti teka-teki silang yang tak mudah dipecahkan

Namun dapat ditebak dan ditelaah

Dia semesta, dia yang aneh, dia menyebalkan, dan dia semoga akan selalu begitu


Posting Komentar

0 Komentar