Mengeksplor Jurusan Gizi?

        Kamu pernah mendengar jurusan Gizi? Ya, seorang perempuan kelahiran 2002 akan bercerita untuk mengeksplor apa saja yang telah dipelajari dan pengalaman hidupnya selama menjadi mahasiswi 2020 jurusan Gizi prodi D-3 Ahli Gizi di salah satu politeknik kesehatan di Jakarta.

        “Karena dari awal tertarik sama dunia makanan. Apalagi, berhubungan sama kesehatan, sama itu aja sih, cari lebih tahu makanan yang baik gimana. Pokoknya tuh, intinya benar-benar ilmunya (gizi) diterapin,” ucap perempuan yang akrab disapa Galuh.

        Ketertarikan Galuh dengan dunia makanan, ternyata pernah membuat ia berada dalam situasi kaget dengan kegiatan di perkuliahannya. Dirinya merasa di awal-awal semester tidak mampu mengikuti, dan menyimpulkan kalau dirinya seperti salah masuk jurusan. 

        Namun hanya di awal perasaannya saja, setelahnya Galuh berusaha sebisa mungkin meyakinkan diri sendiri untuk bisa beradaptasi dengan dunia kuliah yang masih baru untuknya.

Menjadi mahasiswa Ahli Gizi tidak selamanya tentang makanan, namun cakupan yang dipelajari cukup luas dari itu. Foto:Pexels.com/Yaroslav Shuraev


     Galuh menceritakan mata kuliah yang menurutnya paling sulit dipahami, yakni Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi. Bukan tanpa alasan, dirinya mengaku ketika mencari jurnal sumber bacaan untuk mendapatkannya sebagian besar menggunakan bahasa Inggris. Galuh juga mengatakan, dosen mata kuliah tersebut kurang memperinci antara teori dengan praktik yang dipelajari.

           Beralih dari mata kuliah yang sulit dipahami, ada mata kuliah yang menurut perempuan kelahiran 2002 ini begitu menggebu-gebu. Galuh menjawab, ia menyukai mata kuliah Pengembangan Produk Pangan. Mata kuliah tersebut merupakan lanjutan dari mata kuliah Teknologi Pangan. 

     Mata kuliah Pengembangan Produk Pangan memperlajari langsung kasus terkait kesehatan manusia serta memperhatikan komposisi bahan yang dibuat.

       Praktik yang dilakukan oleh Galuh tidak selalu mulus, kalau terjadi kesalahan maka produk makanan tesebut ia buang. Namun, kalau produk makanan yang ia buat sukses maka dirinya akan membagi hasil kerjanya tersebut kepada keluarga di rumah. Rasanya seperti seorang koki yang menyiapkan menu sehat untuk orang tersayang, ya? Hahaha.

       Lebih lanjut, Galuh sebagai mahasiswi jurusan Gizi mengungkapkan ada berat yang dipikul dan tantangan. Ya, Galuh takjub ketika jurusan Gizi ternyata belajar secara menyeluruh, seperti manajemen, makanan, bagaimana jadi manajer yang baik, bagaimana memikirkan kesehatan lingkungan di gizi. Memang berat, namun tetap harus ia jalani.

Ketika kamu seorang mahasiswa Ahli Gizi, kamu pasti akan merasakan langsung terjun ke lapangan untuk melakukan survei kesehatan masyarakat yang diteliti. Foto:Pexels.com/Yaroslav Shuraev

       Dalam jurusan Gizi, Galuh menjelaskan secara singkat sebenarnya apa saja yang dipelajari dalam jurusannya tersebut. Mulai dari diberikan kasus masalah kesehatan manusia, memilih pangan yang baik untuk mengatasi masalah ksesehatan orang tersebut, hingga terjun langsung ke lapangan untuk melakukan survei penyebab dari masalah kesehatan orang yang diteliti.Terlihat rumit, namun sepertinya seru juga ya?

        Pelajaran yang didapat dengan jurusan Gizi memiliki prospek kerja yang sebagian besar menjadi ahli gizi. Bisa menjadi ahli gizi di rumah sakit atau puskesmas, bisa juga sebagai penyuluh kesehatan, wirausahawan mengenai pengembangan produk pangan, pengusaha makanan sampai menjadi ahli gizi olahraga, seperti memperhatikan pemberian makanan untuk para atlet.

        Dari semua prospek kerja yang telah disebutkan Galuh, dirinya mengatakan justru ingin fokus terjun ke industri yang bertugas memeriksa kegiatan produksi ke pangan daripada langsung ke kesehatan.

      Semenjak menjadi mahasiswi jurusan Gizi, ia merasa begitu sibuk untuk beradaptasi dengan mata kuliah serta tugas-tugas yang diberikan. Dirinya pun menuturkan, jika tugasnya cukup banyak. Mulai dari praktik langsung terjun ke masyarakat hingga dituntut belajar agar aktif di lingkungan masyarakat sekitar.

      Dalam kesibukannya, Galuh ternyata juga aktif mengikuti organisasi inernal kampus hingga projek yang dapat mengisi waktu luang di luar jadwal perkuliahan. Jadi, kamu yang ingin masuk jurusan ini jangan takut untuk mengikuti organisasi dengan alasan sibuk kuliah ya?

        Di akhir wawancara melalui sambungan telepon, Galuh memberikan saran untuk kamu yang ingin masuk ke jurusan Gizi, atau sedang menjadi mahasiswa baru yang menurutnya merupakan jurusan yang seru dan wawasan yang didapat begitu luas.

         “Gizi itu jangan dibayangkan bakalan masak setiap hari, praktik. Gak tentang masak aja, sama kalau udah jadi mahasiswa jurusan Gizi disiplin, belajar yang rajin,” tutur Galuh.

          Ketertarikan Galuh yang akan menjadi pintu masa depannya, ya, ahli gizi. Walaupun ada banyak tantangan dalam jurusan Gizi tidak menutup kemungkinan ada pula masa-masa indah yang didapatkannya. Galuh pun dengan senang hati memberikan kalimat pengingat ketika nantinya masuk ke jurusan yang sama dengan dirinya.


Tulisan ini sebelumnya telah diunggah di Kumparan.com

https://kumparan.com/dita-mawanda-1653723818198716320/mengeksplor-jurusan-gizi-1yBAjfaxDAe

Posting Komentar

0 Komentar