“Gua
jual kue lebih ke Korean cake kayak
kue ulang tahun mini gitu pokoknya, dah,” ucap Kinanti yang akrab disapa Kina.
Senyuman yang terus terukir di bibir merahnya, Kina mengatakan usahanya ini hanya berawal dari keisengan juga memiliki waktu luang karena saat itu telah resmi lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Waktu luang tersebut ditambah kesukaannya pada membuat kue, ia memanfaatkan beberapa bahan di dapur yang dikatakannya, sang ayah sering membeli bahan-bahan mentah dan tersimpan di lemari dapur.
Pada tahun 2020 sedang ramai-ramainya kue ulang tahun berukuran mini ala Korea Selatan ini, lantas membuat Kina mencoba belajar membuat kue tersebut dari menonton video bagaimana cara pembuatannya di kanal Youtube.
Perlahan ia
mengikuti secara autodidak, takaran demi takaran, ia masukkan bahan-bahan
membuat kue ke adonan hingga kue ulang tahun berukuran kecil pun jadi, dan dihias
sesuai dengan bahan yang tersedia saat itu.
Hasil jadi kue buatannya pun, Kina unggah ke akun media sosial Instagram miliknya. Tidak dengan hasil spontan, namun perlu waktu jeda dua bulan untuk Kina mendapatkan pesan di Instagram yang ingin membeli kue ulang tahun seperti pada unggahan foto kue yang dibuatnya.
“Jadi tuh, gua upload kan foto kue yang gua iseng buat itu. Udah upload doang, eh, gak nyangka ada yang mesen. Ya, gua bikinin,” pungkasnya seraya tertawa.
Ditemui di rumahnya di kawasan Rempoa, Jakarta Selatan Kina bercerita penjualan kue pertamanya diberi harga yang cukup terjangkau.
Berjalannya waktu, Kinan pun meningkatkan harga jual kue sekitar 30% - 45% dari harga pertama kali ia menjual mini kue buatannya, sesuai dengan tingkat kesulitan mendesain di atas kue tersebut, dan ukuran yang tersedia, yakni ukuran jari-jari lingkaran kue 10 cm dan 15 cm.
Selain itu, Kina mengatakan rata-rata konsumen yang membeli kue buatannya mulai dari kalangan remaja hingga dewasa. Dari konsumen yang membeli kuenya, Kina berusaha mungkin menyesuaikan permintaan desain, dan warna dari setiap foto yang dikirimkan oleh pembeli agar kue pesanan mereka sesuai dengan gambar.
Tak
jarang, Kina juga pernah mendapat komplain akibat warna yang tidak sesuai atau kue yang
hancur ketika sampai di tempat tujuan, lho!
Hal-hal
tersebut tidak membuat Kina kapok, melainkan ia terus melayani setiap konsumen
yang memesan kue buatannya. Hasil penjualan Korean cake-nya pun, perempuan
kelahiran Tanggerang itu bisa menghasilkan keuntungan kotor sekitar puluhan
juta dalam sebulan. Cukup lumayan sekali bukan, penghasilan sebesar itu untuk
generasi muda seperti Kina?
Penghasilan
yang ia dapatkan dipakai untuk meng-upgrade
beberapa perlengkapan barang dan alat dapur seperti, kulkas dua pintu, mikser
dan oven dengan ukuran yang lebih besar agar memuat banyak kue buatannya,
serta handphone baru yang digunakaan
ketika ia berkomunikasi dengan para pelanggan sehingga dirinya tak lagi meminta
uang saku dari orang tua untuk menjalankan usahanya.
Walaupun
Kina tidak meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi, tak membuatnya
menyerah untuk membuka usaha di rumah dengan membuat Korean cake. Bermodalkan uang Rp200 ribu
dikatakan oleh Kina, ia mampu menghasilkan pendapatan yang tak kalah dengan rata-rata
gaji para karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan tertentu.
Di
akhir wawancara, Kina memberikan pesan kepada para remaja khususnya untuk mereka
yang telah lulus sekolah, namun belum mendapatkan pekerjaan atau gagal masuk ke
perguruan tinggi yang diimpikan, serta untuk para pemuda yang ingin membuat
usaha Korean cake dari awal namun
masih merasa ragu.
“Dari
gua pokoknya harus jangan pantang menyerah, terus belajar, dan lebih teliti
lagi kalau mau usaha kue kayak gini. Itu aja sih, intinya terus berusaha sama
berlatih aja,” tutur Kina seraya kembali tersenyum.
0 Komentar